Blog
Berlian School-Satlantas Teken Komitmen Bersama Pelopor Keselamatan Berkendara
- January 17, 2022
- Posted by: admin
- Category: Fun Learning
Berlian School-Satlantas Teken Komitmen Bersama Pelopor Keselamatan Berkendara, laporan Sayyidah Nuriyah, kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – Berlian School-Satlantas Gresik Tanda Tangani Komitmen Bersama ‘Pelopor Keselamatan Berkendara dan Tertib Berlalu Lintas’, Senin (17/1/2022).
Penandatanganan ini mewarnai apel yang warga SD Muhammadiyah 2 GKB Gresik (Berlian School) rutin lakukan. Kepala SD Muhammadiyah 2 GKB Gresik Fauzuddin Ahmad SPd bersama dua perwakilan Satlantas Polres Gresik—Kaur Bin Ops Lantas Polres Gresik Iptu Ali Fauzi SH dan Arsyita Ais Yusihaini—mengawali penandatanganan itu.
Kemudian, diikuti seluruh wakil kepala sekolah turut serta menandatanganinya. Tak lupa, perwakilan siswa kelas IV, V, dan VI juga ikut tanda tangan. Mereka adalah Azka Nagata dari kelas IV Al Batani, Nafiza Chiara Putri dari kelas V Faqih Ustman dan Muhammad Alan Herinda dari kelas VI Everest.
Muhammadiyah Nomor Satu
Sebelumnya, Iptu Ali Fauzi—sekaligus bertugas menjadi pembina apel—menyampaikan amanatnya. Dengan ramah, dia memperkenalkan diri sebagai sosok yang bertugas mengawasi kendaraan-kendaraan di jalan dan pembina lalu lintas di Kabupaten Gresik.
“Jadi kalau Suci macet saya tahu, ada kecelakaan saya tahu,” tambahnya.
Pada kali pertama dia menginjakkan kaki di Berlian School pagi itu, Iptu Ali Fauzi menilai Sekolah Sehat Nasional tersebut hebat. Dia mengisahkan bagaimana keluarganya juga banyak yang bersekolah di perguruan Muhammadiyah.
“Jadi tidak diragukan lagi baik pelajaran agama maupun ilmu duniawi yang ada di Muhammadiyah Insyaallah nomOr satu!” ujarnya. Kemudian, dia mengucap, “Terima kasih kepada sekolah yang mengundang Satlantas hadir.”
Pelopor Keselamatan Berkendara
Dalam kesempatan itu, Iptu Ali Fauzi menegaskan, “Adik-adik adalah pelopor keselamatan dan ketertiban berlalu lintas! Tertib lalu lintas bukan hanya untuk orang dewasa saja. Tapi adik-adik juga.”
Tertib ini tidak hanya ketika berkendara sepeda ontel atau berkendara bersama orangtua, tapi juga saat berjalan kaki di jalan raya. “Karena dengan tertib berlalu lintas itu menunjukkan adik-adik dan orangtua adik-adik sebagai orang yang disiplin,” terangnya.
Disiplin berarti mengikuti rambu-rambu lalu lintas supaya selamat di jalan, baik sewaktu berangkat maupun sampai tujuan. Dia mencontohkan, saat berangkat ke sekolah naik sepeda harus mengikuti aturan berlalu lintas.
“Jalannya lewat kiri. Tidak boleh melawan arus. Supaya tidak macet dan yang terpenting supaya tidak terjadi kecelakaan lalu lintas,” tuturnya.
Kalau menyeberang, lanjutnya, harus di zebra cross atau di penyeberangan yang ada bapak satpam dan bapak polisi untuk membantu menyeberangkan. “Kalau tidak ada, cari yang sepi. Kalau sudah aman, baru menyebrang,” imbuhnya.
Para siswa kelas IV-VI menyimak pemaparan beliau dengan tertib. Di sekitar mereka, para wali kelas dan guru pengajar ikut mendampingi.
Disiplin
Iptu Ali Fauzi juga mengingatkan tata cara berkendara pada malam hari. “Cari tempat terang supaya pengendara lain bisa melihat adik-adik mau menyeberang,” imbaunya.
“Bolehkah adik-adik naik sepeda motor?” tanya dia. Para siswa serentak menjawab tidak. Namun jawaban selanjutnya membuat para siswa tercengang. “Boleh,” ujarnya. Sesaat kemudian dia melanjutkan, “Kalau dibonceng, diantar orangtua.”
Dia juga mengajak para siswa berani mengingatkan orangtua untuk disiplin mematuhi rambu lalu lintas dan membawa kartu identitas yang lengkap. “Pak, STN sama SIM-nya sudah dibawa? Tanya, helm saya mana? Supaya nanti di jalan tidak ditilang,” imbuhnya, sebelum menegaskan fungsi helm untuk keselamatan.
Dia pun menuturkan, “Adik-adik harus disiplin! Apa yang diperbuat harus baik, di sekolah maupun di rumah tidak boleh berbuat pidana.” Kemudian dia menerangkan perbuatan pidana seperti berkelahi. “Itu bisa dihukum. Dibawa pak polisi ke kantor,” ujarnya.
Kalau ada masalah, lanjut dia, laporkan kepada bapak atau ibu guru supaya dikasih tahu. Begitu pula lalau melihat pencurian di TV. “Jangan ditiru karena itu bukan hak kita, merugikan orang lain. Mengambil barang yang bukan miliknya itu dilarang!” jelasnya.
Akhirnya dia berharap, para siswa Berlian School yang berbaris rapi di lapangan itu menjadi manusia yang berguna bagi orangtua, agama, dan bangsa Indonesia. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni