Blog
Vaksinasi di Berlian School, Begini Trik Kondisikan Siswa
- December 27, 2021
- Posted by: admin
- Category: News Sekolah Sehat Nasional

Vaksinasi di Berlian School, Begini Trik Kondisikan Siswa, laporan Kontributor PWMU.CO Sayyidah Nuriyah.
PWMU.CO – Vaksinasi di Berlian School, Begini Trik Kondisikan Siswa. Vaksinasi tahap pertama dengan vaksin Sinovac ini diikuti 254 siswa yang terdiri dari 82 siswa Kelas III, 100 siswa kelas IV, dan 72 siswa kelas VI, Rabu (22/12/21).
Sejak pagi, mobil dinas Puskesmas Sukomulyo parkir di SD Muhammadiyah 2 GKB Gresik (Berlian School). Beberapa petugas berseragam biru menempati kursi-kursi di aula. Ada yang bertugas di bilik skrining kondisi kesehatan siswa, ada pula yang bertugas di bilik vaksinasi.
Beberapa guru juga berjaga di sana. Ada yang bertugas mengarahkan siswa duduk di ruang tunggu dengan menjaga jarak dan ada juga yang bertugas memanggil siswa sesuai daftar presensinya.
Setiap kelas bergantian masuk ke aula. Siswa kelas III mendapat giliran pertama, kemudian dilanjutkan siswa kelas IV dan VI. Sambil menunggu di kelas masing-masing, para siswa diajak memperingati hari ibu dengan beragam aktivitas menyenangkan.
Sebelumnya, wali kelas menginfokan kepada orangtua agar memastikan anak dalam kondisi sehat, seperti tidak batuk, pilek, ataupun demam. Bagi siswa yang kurang sehat, bisa ikut vaksinasi susulan di Puskesmas Sukomulyo. Di samping itu, wali kelas juga menginfokan persyaratan fotokopi kartu keluarga (KK) sebagai syarat vaksinasi dan mengimbau anak mencatat nomor HP yang bisa dihubungi.
Menjelang giliran masuk ke aula, wali kelas bersiaga mendampingi siswa melengkapi form skrining. Siswa dipandu mengisi beberapa pertanyaan. Di antaranya apakah pernah divaksin dalam waktu dekat, pernah sakit Covid-19, dan mempunyai riwayat
alergi berat seperti sesak napas setelah divaksin.

Tenangkan Siswa
Di area sampingnya, area skrining kesehatan, konselor Sayyidah Nuriyah SPsi dan beberapa guru yang berjaga juga berusaha menenangkan dan mengajak berbincang para siswa yang tampak takut dan cemas. Ada yang pandangannya kosong sambil memegang erat kerudungnya, ada juga yang mendekap dadanya yang terus deg-degan.
“Takut, Ustadzah,” ujar Sabrina Adelia Rizqah—siswa kelas IV al-Jazari—sambil terus merasakan dag-dig-dug jantungnya. Setelah beberapa tarikan napas panjang akhirnya dia duduk lebih santai.
Begitu pula dengan teman sekelasnya, M Abid Fachri El Rahman, yang duduk di depannya. “Ustadzah, sini!” dia mengatakan hal yang sama sambil beberapa kali mengubah posisi duduknya.
Setelah tahu akan melewati proses skrining dulu yang salah satunya berupa cek tekanan darah, Sabrina tampak lebih tenang. Dia justru menceritakan pengalamannya. “Oh ya, aku pernah ditensi, rasanya ….” dia langsung membayangkan sambil tertawa. Ceritanya pun disambung dengan beberapa siswa yang duduk di sekitarnya.

Trik Kondisikan Siswa
Perwakilan Kapolsek Manyar dan Dinas Kesehatan juga turut memantau jalannya vaksinasi. Selain itu, anggota Komando Rayon Militer (Koramil) 0817/06 Manyar Serma Randim turut mendampingi di area vaksinasi.
Dengan cekatan, Serma Randim mengondisikan para siswa yang cemas dan takut saat hendak divaksin. Ternyata, dia punya trik khusus untuk mengondisikan siswa. Dia mengandalkan trik rayuan dan gurauan. “Kalau bisa dirayu ya dirayu, ada yang bisa pakai gurauan ya pakai gurauan,” terangnya.
Kalau tidak mempan, lanjutnya, akhirnya terpaksa membopong siswa. “Pokoknya kakinya jangan sampai menginjak alas (lantai) agar pancalannya nggak terlalu kuat. Dikunci kaki tangannya!” ujar dia dengan pakaian dinas lapangan khas TNI-nya.
Inilah yang dia lakukan saat menghadapi Muhammad Rizky Irawan kelas IV al-Jazari. Setelah berhasil disuntik, Rizky akhirnya berhenti menangis.
Sementara itu, sebagian besar siswa berani divaksin. Setelah menjalani vaksinasi dan masa tunggu observasi selama 15 menit, siswa mendapat permen dan kembali ke kelas masing-masing.
Alhasil, semua siswa keluar aula bergantian dengan riang. Meskipun, beberapa siswa masih memegang lengan atas bekas divaksin. “Masih terasa sakitnya ustadzah, linu,” ujar Azka Aqilah kelas IV al-Battani sambil mengernyitkan dahinya. (*)