
Outbound bareng PLPK Smamio, Siswa Berlian Akhirnya Tertawa Lepas, laporan kontributor PWMU.CO Sayyidah Nuriyah.
PWMU.CO – Sudah sepekan siswa SD Muhammadiyah 2 GKB Gresik (Berlian School) bergelut dengan soal-soal penilaian akhir semester (PAS).
Menggandeng tim trainer dari Pusat Layanan Psikologi dan Konseling (PLPK) Smamio, SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik (Spemdalas) memfasilitasi serangkaian outbond dan school tour untuk menyegarkan pikiran 113 siswa kelas VI Berlian School.
Pukul 07.00 pagi, para siswa berseragam olahraga putih-biru khas Berlian School itu sudah berbaris di lapangan Spemdalas (14/12/2021). Mereka tampak antusias menunggu aba-aba dari pemandu kegiatan—salah satu trainer—Ilham Akbar Dewantoro SPsi.
Keseruan bagi Kelompok
Ternyata, mereka tak langsung bermain. Ada serangkaian proses pembentukan kelompok yang mereka lalui. Dalam hitungan menit, masing-masing siswa laki-laki dan perempuan membentuk lingkaran besar.
Kemudian, dua siswa Inspiration Class Psikologi Smamio—bagian dari Tim Pendamping Trainer PLPK—berkeliling membagikan lintingan kertas yang menjadi penunjuk pembagian kelompok. “Di dalamnya ada nama hewan. Kita buka bersama-sama, ya!” ajak Ilham, panggilan akrabnya.
Mereka langsung tertawa melihat nama hewan di tangannya dan teman di sampingnya. “Silakan berkumpul dengan teman yang mendapatkan nama hewan yang sama, tapi tidak boleh menyebutkan nama hewannya, tirukan suara hewannya!” tutur Ilham.
Spontan aneka suara hewan bersahutan di tengah lapangan itu. Ada auman harimau, citcitan tikus, ngeongan kucing, dan banyak lainnya. Beberapa siswa tertawa sambil malu-malu menyuarakan. Dengan cepat, terbentuklah kelompok-kelompok kecil.
Para siswa IPM Spemdalas segera menyebar mendampingi setiap kelompok. Mereka menginfokan nama kelompok yang merupakan karakter positif.
“Tidak pakai nama harimau, nama kelompok kita juara!” terang salah satu pendamping kelompok berjas kuning itu. Bersama para pendamping kelompok, mereka juga dibimbing membuat yel-yel kelompok.

‘Mandi’ di Pipa Bocor
Keseruan berlanjut di masing-masing pos permainan yang tersebar di halaman dan lapangan sekolah. Empat kelompok bergantian menikmati sajian permainan di sana. Ada pos pipa bocor, kapal karam, dan move the boom.
Para siswa bekerja sama dan memutar otak mencari strategi terbaik agar timnya jadi yang tercepat menyelesaikan misi. Semakin cepat selesai, poinnya semakin banyak. Teriakan semangat dan tawa lepas mereka pun mengiringi prosesnya.
Misalnya di pos pipa bocor. Inilah satu-satunya pos di mana mereka bisa leluasa bermain air. Mengisi pipa dengan banyak lubang kecil itu mendorong mereka berupaya menutupkan jemarinya di permukaan pipa agar air segera penuh.
Tapi mereka juga tertawa riang ketika terkena pancuran air dari lubang yang belum tertutup. Belum lagi jika mereka terkena cipratan air dari dua anggotanya yang bertugas mengisi pipa. “Jangan mandi! Tidak mandi! Halo, tidak mandi ya!” ujar Ilham sambil tertawa melihat para siswa dengan kondisi baju sudah basah kuyup.
Sementara itu, pendamping trainer Nurushobakhil Faticha bersama Ilham lincah mengisi ulang ember dengan air kran di dekat mereka. Giliran tim terakhir singgah di pos itu, tampak guratan lelah di wajah Chika—sapaan akrab Faticha. Meski demikian, alumnus Berlian School itu mengaku senang melihat adik-adik almamaternya bahagia bermain air.

Keseruan Lainnya
Tak kalah seru saat siswa bermain di pos Move the ‘Bom’. Bukan bom sungguhan. Mereka seolah menjadi penjinak bom (bola) yang wajib memindahkan bomnya tanpa menyentuhnya. “Bomnya masih aktif, kalau kalian pegang akan meledak dan didiskualifikasi!” tutur Ratih Rosulin, trainer PLPK yang berjaya di sana.
Alhasil, sebisa mungkin mereka menempatkan diri agar bisa ‘memegang’ bola dengan rafia yang terikat di perutnya. Sebagian siswa semangat bersahutan mengarahkan temannya dengan serius. “Kamu maju, lagi maju lagi, menunduk, eh geser lagi!”
Karena begitu semangat, karet gelang yang merekatkan ujung tali rafia salah satu kelompok terputus. Wajah yang awalnya riang berubah seketika. Ada yang bibirnya manyun, ada yang langsung putus asa. “Yah, kita kalah deh! Ayo ustadzah bantu gabungkan karetnya cepetan biar kita nggak kalah!” sorak sebagian siswa.
Setelah karetnya tersambung lagi, mereka segera membawa bom itu ke zona aman di seberang lapangan.
Selain ketiga pos tadi, ada permainan penutup yang dimainkan bersama oleh seluruh siswa: I’m the Winner. Mereka diminta bergandengan tangan—tidak boleh terputus—untuk meraih kotak hadiah di seberang lapangan futsal dan lapangan basket itu.
Dengan cepat, mereka memahami maksud instruksinya. Yang awalnya masih di kelompok kecil, mereka segera melebur menjadi satu kelompok besar agar meraih kemenangan bersama.

Penyegaran Pasca-PAS
Daim Biilmi Haq, salah satu siswa, menyimpulkan dia belajar kerja sama dari empat permainan tadi. “Butuh orang lain untuk membantu,” imbuhnya.
“Tidak ada lagi egoisme kelompok kecil untuk bersaing jadi pemenang. Kemenangan besar harus diraih dengan saling bekerja sama semuanya,” terang Ilham di ujung sesi outbound: refleksi bersama.
Dalam momen itu, salah satu siswa kelas VI Shafira Nova Salsabila Rahman menyatakan, “Permainannya seru dan jadi semangat.”
Niratuain Purba dan Alicia Zivana Febriani juga antusias bercerita kepada guru pendampingnya. “Belum capek! Seru banget!” ujar mereka kompak. “Refreshing habis PAS, biar nggak bosan,” tambah Alicia.
Ini sejalan dengan tujuan kegiatan yang diungkap Oky, PIC Outbond dari Spemdalas. “Untuk merefresh anak-anak kelas VI setelah PAS. Semoga mereka siap menyambut semester baru di tahun baru dengan game-game seru tadi,” tuturnya.