
Blog
Kuras Air Mata, Persembahan Ikwam untuk Guru Berlian School
Ketua Ikwam Amilatun Nadhifa (Sayyidah Nuriyah/PWMU.CO)
PWMU.CO – Kuras Air Mata, Persembahan Ikwam untuk Guru Berlian School. Seksi Pendidikan Ikatan Wali Murid (Ikwam) SD Muhammadiyah 2 GKB Gresik (Berlian School) sukses mempersembahkan serangkaian kegiatan yang menguras air mata, Jumat (25/11/21) siang.
Serangkaian persembahan itu di luar dugaan para guru. Awalnya, Ikwam hanya menginfokan akan menggelar penganugerahan penghargaan untuk pemenang lomba membaca nyaring.
Sebelumnya, Tim Seksi Pendidikan Ikwam—melalui akun Instagram @ikwam.sdm2gkb—mengumumkan, Ikwam mengadakan lomba membaca nyaring khusus untuk para ustad dan ustadzah tercinta di Berlian School (16/11/2021).
Kenyataannya, ada serangkaian pengantar yang bikin haru sebelum pengumuman pemenang. Berikut berbagai persembahan kejutan pengantar dari Ikwam.
Kejutan Pengantar
Ketua Ikwam Amilatun Nadhifa mengucap terima kasih atas kehadiran para guru dan pengurus Ikwam di Aula itu. Bunda Azalea Azzahra kelas II an-Naml itu pun mengenang pandemi Covid-19 dua tahun terakhir yang menyebabkan keterbatasan dalam proses belajar-mengajar.
“Saya yakin, dengan semangat, ustad-ustadzah bisa melewati itu semua, memberikan yang terbaik buat anak-anak didik kita,” ujarnya. Kemudian, dia juga mengucap terima kasih kepada para guru. “Atas dedikasi, ketulusan, keikhlasan ustad-ustadzah mengajar anak-anak walau dalam pandemi seperti ini,” tuturnya.
Bunda Azalea—panggilan akrabnya—lantas mengucapkan, “Selayaknya, kami dari seluruh wali murid SD Muhammadiyah 2 GKB Gresik mengucapkan selamat Hari Guru Nasional 2021!”
Harapan tulus dari kami, tambahnya, semoga ustad-ustadzah dan keluarga diberi kesehatan serta rezeki melimpah dan barakah. Dengan suara bergetar dan terbata-bata dia melanjutkan, “Kami titip anak kami, didiklah anak-anak kami, semoga mereka semua tumbuh menjadi anak sholeh-sholehah.”
Ustad-ustadzah semua, lanjutnya, bisa mengantar anak-anak menjadi anak-anak yang sukses di dunia dan akhirat. “Kami juga mohon maaf, mungkin dalam proses belajar-mengajar sekarang masih kami repoti, ada lomba di tengah banyak kegiatan. Itu demi (meningkatkan) kreativitas ustad-ustadzah semua,” ungkapnya.
Selanjutnya, sebagai seremonial Hari Guru Nasional, Ikwam yang diwakili Khusnawati memberi sebuah buket bunga untuk guru yang diwakili Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan Khoiroh Numsyah SPd. Dia menekankan, “Ini simbolik dari kami mewakili seluruh wali murid kepada seluruh ustad-ustadzah di sekolah ini!”
Pembacaan Puisi yang Bikin Haru
Selanjutnya, mengenakan setelan bernuansa merah marun, Ikaduri Fatmanawati naik ke panggung. Bunda Gempar Jagad Samudera kelas VI Himalaya itu membacakan puisi berjudul “Sang Pengabdi” karya Zaniza.
Aula berubah hening dalam sekejap. Alunan lagu lirih terdengar seiring pemutaran video yang menunjukkan gelak tawa anak-anak dan potret para guru Berlian School. Semua guru maupun Ikwam tampak serius memperhatikan pembacaan puisi Bunda Gempar—panggilan akrabnya—yang penuh penghayatan.
Di tengah membaca puisi, suaranya mulai terdengar parau. Bunda Gempar mengambil jeda beberapa detik, dia berusaha menguasai diri yang mulai terbawa suasana. Apalagi, iringan musik video yang tampil di layar proyektor mengalun merdu, selaras dengan tempo pembacaan puisinya.
Berselang beberapa detik, beberapa guru tampak menunduk. Ada pula yang memejamkan mata, tampak berusaha keras menahan tetes air mata. Selain itu, ada beberapa guru yang langsung mengelap air mata dengan kerudungnya.
Di ujung suasana haru itu, gemuruh tepuk tangan menggema usai Bunda Gempar membaca larik terakhir puisi hingga turun dari panggung. Kepada PWMU.CO, dia mengungkap itu penampilan perdananya membaca puisi. “Sebelumnya nggak pernah (ada pengalaman membaca puisi), dulu saya pendiam,” terangnya.
Sementara itu, bekas air mata masih terlihat di mata beberapa guru. “Teringat jejak perjuangan selama di Berlian School,” ujar Ika Methasari sambil tersenyum di balik maskernya.

Puisi Bunda Gempar
Berikut bait-bait puisi yang Bunda Gempar bacakan di hadapan para guru dan Ikwam Berlian School.
Setiap pagi kau susuri jalan berdebu
berpacu waktu demi waktu
tak hirau deru kendaraan lengkingan knalpot
tak hirau dingin memagut
kala sang penguasa langit tuangkan cawannya
wajah-wajah lugu haus kan ilmu
Menari-nari di pelupuk mata menunggu
untaian kata demi kata terucap seribu makna
untaian kata demi kata terucap penyejuk jiwa
Ruang persegi jadi saksi bisu pengabdianmu
menyaksikan tingkah polah sang penerus
canda tawa penghangat suasana
hening sepi berkutat dengan soal
lengking suara kala adu argumen
Ruang persegi menjadi saksi bisu pengabdianmu
entah berapa tinta tergores di papan putih
entah berapa lisan terucap sarat makna
entah berapa lembaran tumpahan ilmu terkoreksi
entah berapa ajaran budi kau tanamkan
Waktu demi waktu dijalani hanya demi mengabdi
berserah diri mengharap kasih Ilahi
ilmu kau beri harap kan berarti
satu per satu sang penerus silih berganti
tumbuh menjadi tunas-tunas negeri
kau tetap di sini setiap mengabdi
sampai masa kan berakhir nanti.
Kegiatan siang itu akhirnya ditutup dengan tawa bahagia dari seluruh guru dan Ikwam yang antusias menyimak pengumuman pemenang lomba membaca nyaring. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni